Senin, 03 Maret 2008

Episode 'Selebriti Durhaka'



Kebersamaan, kemesraan dan indahnya masa lalu menguap dibalik ego dan rasa saling membenarkan diri sendiri.

Masih terbayang di ingatan kita gambaran kemurkaan Fatma Farida mengutuk Kiki Fatmala yang heboh ditayangkan infotainment di berbagai stasiun Televisi pada bulan Januari 2006 silam. Dan waktu dua tahun rupanya belum bisa memberikan waktu ibu dan putrinya ini kembali berdamai. [Baca juga: Anak durhaka kamu! ]

Entah apa yang membuat Fatma Farida begitu membenci darah dagingnya sendiri, sampai terucap kutukan dan sumpah yang begitu mengerikan yang dilontarkan seorang ibu kepada buah hatinya.

Kisah buram Kiki Fatmala dan bundanya hanyalah sepenggal kisah pahit perselisihan selebriti dan ortunya. Mulai dari keengganan atau rasa malu mengakui keberadaan keluarga mereka sampai hadirnya orang ketiga yang 'memaksa' mereka memutuskan tali batin dan silahturahmi dengan orang tua.

Kiki Fatmala Vs Fatma Farida



"Saya sumpahi dia tak bisa punya anak selamanya! Biar semua orang tahu Kiki itu anak durhaka. Saya sumpahi dia!" Saya yakin Kiki tak akan meminta maaf pada saya dan bersimpuh di kaki saya, saya tahu dia sejak kecil, Kiki itu kepala batu!" ujar Fatma Farida, ibunda Kiki dalam sebuah tayangan infotainment di televisi swasta beberapa waktu silam.



Tak hanya kutukan namun Fatma Farida juga mengharamkan dirinya dimandikan Kiki jika kelak dia meninggal. Begitu sakit hatinya Fatma Farida dengan darah dagingnya sendiri, sampai begitu tega bersumpah atas nama Tuhan jika Kiki adalah anak durhaka.

Nyonya Fatma begitu terluka dengan perlakukan Kiki di masa lalu, entah apa yang terjadi di antara mereka, bagi Kiki sendiri kisah perselisihan dia dan maminya bukanlah hal yang layak untuk dikonsumsi publik, karena pertikaian ini hanyalah sebuah kesalahpahaman dan miskomunikasi antara dia dan ibunya. Kiki mengaku kecewa dan kaget dengan sumpah dan hujatan atas dirinya. Tak hanya rasa sakit dan penyesalan namun air mata 'kehilangan' kepercayaan dan arti murni dari seorang ibu yang telah mengutuk dirinya tampak jelas terbaca dalam air mata Kiki.

Dan di penghujung akhir Februari 2008 ini, Kiki kembali didamprat bundanya. Cap anak durhaka kembali menempel tebal di dahinya, setelah Kiki belum bisa memberikan bantuan uang sebesar 50 juta untuk pengobatan operasi tulang belakang ibunya.

Jonathan Fritzy Vs Maria Dewi


Aktor Jonathan Fritzy yang akrab dipanggil Ijong ini juga tersandung kasus serupa, meskipun tak segawat Kiki. Isu ini merebak saat Maria Dewi berbicara pada pihak infotainment, bahwa putranya sudah tidak mau lagi mengakuinya sebagai ibu kandung. Maria mengakui, bahwa memang hal itu bukanlah sepenuhnya kesalahan Ijong. Saat Ijong dan adiknya masih kecil, Maria berpisah dengan suaminya. Dan setelah perceraian itu, Maria tak diperkenankan membawa serta putra dan putrinya itu. Sehingga hubungannya dengan Ijong tak begitu baik. Saat ini Maria hanya bisa memendam rindu akan putranya itu melalui beberapa sinetron yang dibintangi oleh Ijong. Ia tetap berharap agar nantinya Ijong mau bertemu dengannya.

Kiki Maria Vs Suzanna


Lama tak terdengar kabarnya artis lawas spesialis film misteri Suzanna ternyata menyimpan hubungan yang kurang harmonis dengan putrinya, Kiki. Apalagi Kiki sendiri tak pernah cocok dengan ayah Tirinya, Cliff Sangra yang dianggapnya hanya ingin harta Suzanna.

Kiki Vs Suzana

Hubungan keduanya makin memanas saat terjadi pertikaian antara Suzanna dan Kiki pada November 2005 silam yang diwarnai insiden penembakan yang mencederai suami Kiki, Abi. Kiki memfitnah ayah tirinya akan membunuh Suzanna demi mendapat hartanya, pengakuan ini membuat Suzanna yang semula datang ingin menengok anak dan cucunya, marah. Sayang itikad untuk memperbaiki hubungan dengan Kiki justru membuat hubungannya dengan sang anak semakin menjauh.

Pinkan Mambo Vs Youke Mambo

Hubungan Pinkan Mambo dan kedua orang tuanya memang tak begitu baik, namun saat Pinkan menikah di luar sepengetahuan Youke, dia masih memberi doa restu untuknya. Hal senada juga dilakukan bunda Pinkan yang selama ini hubungannya dengan Pinkan tak begitu baik. Ibu Pinkan masih memberi restu dan membela Pinkan dengan mengatakan kehamilan Pinkan bukan tanpa suami. Sang bunda tak pernah mengutuk Pinkan dan tetap sebagai ibu yang tak pernah mengutuk dan menyumpahi buah hatinya meskipun dia mengaku jarang sekali ditengok Pinkan.

Della Puspita Vs Hendry Pasman

Kasus 'Kabur'

Kisah kelam juga dialami artis ayu Della Puspita. Kasus perselisihan antara Della dan Hendry, seseorang yang mengaku ayah kandung Della sampai saat ini masih menyisakan tanda tanya besar. Benarkah Hendry ayah kandung Della? Della sampai saat ini enggan mengakui Hendry adalah ayah kandungnya, karena Della yakin Yakumi Sato adalah ayah kandungnya. Perseteruan ini bahkan menyeret keduanya ke meja hijau sampai tantangan uji tes DNA. Sayang untuk tes DNA ini Della ogah memenuhi panggilan, bahkan dia terkesan tak mau melakoni tes yang bisa menentukan keruwetan kasus antara 'bapak'-anak ini. Meskipun sakit hati tak pernah diakui sebagai ayah, namun Hendry tak pernah mengutuk Della, bahkan dia merestui dan mendoakan yang terbaik saat Della menikah.

Lyra Virna - Eric Scada

Gara-Gara Menantu

Nikah Tanpa Restu

Kehadiran seorang pendamping hidup memaksa Lyra Virna untuk berpisah dari ibunya. Maria Anawati, ibunda Lyra tak merestui hubungannya Lyra dengan Eric, yang disebutnya memiliki masa lalu yang kelam dan telah mengguna-gunai Lyra. Sadar tak mendapat restu ibu, Lyra nekat nikah diam-diam di Pekanbaru Oktober 2005 dengan wali ayahnya kandungnya, Firdaus. Kenyataan ini membuat Ana sangat sakit hati, karena Firdaus tak berhak menikahkan Lyra mengingat mantan suaminya tersebut tak pernah peduli dengan dirinya dirinya dan Lyra.

Namun sebagai anak Lyra dan Eric tak mau dianggap durhaka, mereka berusaha untuk kembali menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan sang ibu. Dan di penghujung tahun 2007 lalu, hubungan Lyra dengan maminya relatif membaik.

Tere - Eka

Tak akur dengan keluarganya pernah dialami penyanyi Tere. Keputusannya untuk menikahi pria yang tak seiman membuat Tere harus keluar dari keluarganya. Kehadiran 'orang ketiga' membuat hubungan Tere dengan keluarga besarnya makin merenggang, terutama dengan sang ayah Tombang Mulia Perdede. Meski marah dan sakit hati namun tak ada ungkapan sumpah dan kutuk keluar dari sang ayah. Kasus ini pun jauh dari kesan saling menjelekkan dan menjatuhkan, dan Tere pun tetap pada pilihannya.

Frans - Amara 'Lingua'

Berharap Luluhkan Kekerasan Hati Ibu

Kehadiran seorang anak selalu sanggup mencairkan hubungan ibu dan anak yang membeku, seperti halnya dengan pasangan Gusti Randa-Nia Paramitha dan Adrie Manan-Rani, yang kembali merajut hubungan kasih dengan ibunda usai kehadiran buah hati mereka. Sayang berita gembira tersebut tak terjadi pada pasangan artis Frans Lingua dan Amara.

Pasangan yang menikah pada 1 Desember 1999 ini tak tahu sampai kapan harus menanti restu Ibu Amara, Itje Komar. Itje menolak Frans sebagai menantunya, tetapi mau mengakui buah hati mereka Mahija Nataniel Sambarana Arienta Wira sebagai cucunya. Segala upaya dilakukan Amara-Frans namun sampai saat Itje tak kunjung membukakan pintu restunya.

Dari sekian kasus 'durhaka' bisa dibilang Kiki memiliki episode yang paling mengerikan yang dialami selebriti kita. Seberapa dalam luka yang ditorehkan Kiki ke dalam diri ibunya, yang membuat Fatma melupakan nalurinya sebagai ibu yang seharusnya bisa menerima dalam segala kondisi dan suasana. Namun apa sebenarnya yang terjadi di balik pertikaian mengerikan antara ibu dan anak ini, hanya mereka yang tahu.

'AYAT-AYAT CINTA', Cinta Berbalut Keimanan



Pemain: Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, Melanie Putria

Film ini diangkat dari novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy atau biasa disapa Kang Abik, novelis lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Novel tersebut berkisah tentang cinta dan telah banyak menginspirasi banyak remaja muslim. Bukan sekedar kisah cinta biasa tapi mengenai upaya menghadapi berbagai problema cinta secara Islami. Setelah mengalami penundaan tayang yang sebelumnya direncanakan pada Idul Adha 2007, akhirnya AYAT-AYAT CINTA (AAC) tayang mulai 28 Februari 2008.

Film yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Tokoh utamanya, Fahri bin Abdillah diamanahkan pada Fedi Nuril. Pemilihan Fedi sebagai tokoh utama melalui proses tarik-ulur karena sosok Fedi yang tidak 'sesuci' Fahri mengundang kesangsian di kalangan pembaca fanatik AAC.

Fahri diceritakan sebagai pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Hidup Fahri dikejar oleh target karena keluarganya telah mengorbankan segalanya, termasuk sawah warisan kakeknya, agar dia bisa sekolah di Mesir. Fahri berusaha memenuhi target yang digambarkan dalam peta hidupnya, berjuang melawan panas-debu Mesir dan keterbatasan dana. Fahri bertekad menyelesaikan masternya dalam dua tahun, program doktor dalam empat tahun, dan empat tahun kemudian menjadi guru besar.

Fahri juga memiliki target untuk menikah dengan perempuan yang shalehah untuk menyempurnakan agamanya saat dia menyelesaikan tesis magister. Dan waktunya semakin dekat. Sayang Fahri yang hidup 'lurus' sulit dekat dengan wanita, meski ada beberapa wanita yang ada di sekitar kisah hidupnya.

Ada Maria Girgis (Carissa Putri), tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Islam dan senang membaca Al Quran, bahkan hafal surat Maryam. Tak hanya Islam, Maria juga mengagumi Fahri yang kemudian berubah menjadi cinta. Sayang rasa cinta itu hanya tertumpah di buku hariannya.

Ada pula rekan senegara Fahri, Nurul (Melanie Putria) anak tunggal seorang kyai Jawa Timur yang juga menuntut ilmu di Al Azhar. Nurul yang pintar dan cantik, juga ketua Wihdah, sebenarnya mencintai Fahri, namun tak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan atau memberi sinyal cintanya. Demikian pula dengan Fahri yang menaruh hati pada Nurul tapi merasa minder karena dirinya hanya anak petani miskin.

Kemudian ada Noura (Zaskia Adya Mecca), tetangga depan flat Fahri, perempuan cantik yang selalu disiksa oleh ayahnya, Bahadur. Fahri yang berempati dengan Noura akhirnya menolong Noura lepas dari siksaan ayahnya dengan bantuan Maria dan Nurul. Noura yang awalnya digambarkan sebagai perempuan baik-baik, akhirnya menjadi tokoh antagonis di film ini, setelah Noura menuduh Fahri memperkosanya. Tuduhan itu membawa Fahri mengalami 'petualangan' dengan aparat penegak hukum di Mesir, termasuk penjaranya.

Satu lagi, gadis yang paling istimewa. Fahri mengenalnya di metro. Saat itu Fahri membela Islam atas tuduhan tuduhan kolot dan kaku. Aisha (Rianti Cartwright), gadis Turki-Jerman berdarah Palestina, pun jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.

Pada siapa Fahri akan melabuhkan hatinya? Dapatkah dia menjalani segala rasa cinta dan problema yang mengiringinya dengan tetap berpegang teguh pada Islam yang diyakininya?

Sejak awal rencana pembuatan film ini para penggemar fanatik novel AAC tidak yakin Hanung dapat membuat film ini sebagus novelnya. Bahkan Kang Abik tak berharap banyak atas hasil akhir film adaptasi dari novelnya, karena imajinasi tulisan jauh lebih luas daripada imajinasi visual. Banyak juga yang beranggapan Zaskia tidak cocok berperan sebagai Noura, tapi lebih sesuai sebagai Nurul.

Yang namanya film adaptasi pasti tak luput dari pembandingan dengan novel yang diadaptasi. Bagi penggemar Fahri siap-siap kecewa, karena Fahri di film tak sesempurna Fahri di novel. Fahri di film tidak menguasai beberapa keahlian seperti halnya di novel. Karena itulah, Fahri di film terlihat jauh lebih manusiawi dibandingkan novelnya.

Sayangnya, banyak detail di novel yang dilewatkan oleh Hanung, sehingga terasa ada yang kurang saat menontonnya. Hanung juga lebih banyak memberi porsi pada perilaku 'poligami' Fahri. Padahal novel Kang Abik berkisah lebih (jauh lebih dalam) dari hanya persoalan 'poligami'.

Satu lagi yang paling mengganjal adalah kemampuan orang-orang Mesir dalam memahami dan berbicara bahasa Indonesia. Film yang bersetting di Mesir ini lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Saat menontonnya tak ayal ingatan jatuh ke film James Bond tahun 1970-an yang mana orang-orang Uni Soviet sangat fasih berbahasa Inggris.

Meski demikian, sekali lagi, Hanung menunjukkan kualitas tangan dinginnya dalam membesut film untuk kalangan anak muda. Meski ada beberapa yang berbeda dengan novelnya, namun penceritaan Hanung sangat cimaik, khas anak muda, serta mudah diikuti bagi yang belum pernah baca novelnya. Beberapa penambahan, seperti adegan pemukulan Fahri di Metro, kisah tabrak lari Maria, justru menambah greget dan menambal 'lubang' dari novel Kang Abik.

Secara umum film chicklit 'akhwat' ini mampu memberi pandangan berbeda tentang arti cinta yang dibalut dengan keimanan. (kpl/lin)